

saya berandai-andai, andai saja kita selalu menyanyikan Stanza 3, akan "lebih" selamatkah rakyat dan negara kita?ĭalam teori motivasi, kita mengenal adanya The Power of Repetition, yaitu sesuatu hal yang diucapkan berulang-ulang sebagai affirmatif atau penguatan bagi dirinya dan diharapkan menjadi drive untuk mencapai suatu sasaran, seperti yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Jepang pada umumnya untuk meningkatkan kinerja. Juga karena kelalaian kita, pulau Sipadan dan Ligitan terlepas dari pangkuan ibu pertiwi. Ratusan rumah juga telah tenggelam di dasar danau lumpur yang berawal dari kelalaian pengelola bisnis yang ingin menekan biaya instalasi tanpa memikirkan dampak bagi lingkungan sekitar.

Betapa banyak bencana, mulai dari lumpur Lapindo hingga banjir bandang yang berawal dari kelalaian dan keserakahan kita dalam mengelola sumber daya alam? Ratusan hektar hutan telah habis digunduli oleh para mafia kayu, yang tingkat kerakusannya jauh melebihi binatang bernama rayap yang paling rakus sekalipun. "Kalimat tersebut adalah doa tulus yang terpanjat demi keselamatan rakyat Indonesia, pulau-pulau serta laut dan kekayaan alam Indonesia dari segala ancaman dan marabahaya. lagi-lagi saya berandai-andai, andai kita selalu menyanyikan bait di atas, mampukah sepotong bait itu menggugah kesadaran kita sebagai manusia beragama yang selalu mengedepankan etika dan budi pekerti dalam berperilaku? Kenyamanan dan kemewahan hingga tuntutan kehidupan modern rupanya telah benar-benar membutakan kita, sehingga kita lupa ke mana kita akan berpulang nanti. Meski akhir-akhir ini pengintegrasian budi pekerti dalam kurikulum pembelajaran di sekolah semakin berkembang, betapa seringnya kita meninggalkan budi-pekerti dari perilaku kehidupan sehari-hari? Saya jadi teringat betapa banyak kasus, mulai dari kejahatan perbankan tingkat tinggi, perpajakan, hingga pungli di terminal dan jalanan yang sebenarnya berawal dari hilangnya kesadaran diri sebagai mahluk Allah SWT, serta semakin punahnya budi pekerti dalam perilaku keseharian kita. Untuk Indonesia Raya."Lirik di atas sangat pas dengan kondisi bangsa kita selama ini. Ada beberapa potong kalimat atau bait yang menurut saya teramat sayang untuk dilupakan begitu saja. Menurut saya pribadi, Stanza 2 dan 3 memiliki makna yang lebih menekankan pada pembangunan akhlak dan budi pekerti, serta jauh lebih menyentuh daripada Stanza 1 yang selalu kita nyanyikan selama ini. Kita bisa melihat bahwa Stanza pertama bernafaskan persatuan, stanza kedua bernafaskan rasa syukur kepada Tuhan YME dan ketiga janji untuk menjaga Indonesia tetap abadi.
